Published
11 Jun 2025

Ramah Lingkungan Tapi Diremehkan, Ini Alasan Social Enterprise Masih Dapat Stigma Negatif

Agung

Author

Thumbnail

tantangan terhadap stigma produk konvensional (terhadap) produk ramah lingkungan atau berkelanjutan.

Stigma Negatif terhadap Social Enterprise Ramah Lingkungan

Social enterprise yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan sering kali menghadapi stigma negatif yang menghambat pertumbuhan dan dampaknya. Salah satu stigma utama adalah anggapan bahwa mereka tidak kompeten secara bisnis atau hanya cocok untuk kegiatan amal. Studi oleh Mitra dan Hota menunjukkan bahwa social enterprise dengan misi sosial yang kuat sering kali dianggap tidak layak secara komersial, sehingga sulit menarik investor dan mitra bisnis

Tantangan dalam Mendapatkan Sumber Daya

Stigma ini berdampak langsung pada kemampuan social enterprise untuk mengakses sumber daya penting. Banyak investor tradisional ragu untuk berinvestasi karena menganggap model bisnis mereka terlalu idealis atau tidak menguntungkan. Akibatnya, social enterprise sering kali bergantung pada pendanaan donor atau hibah, yang tidak selalu berkelanjutan. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan jaringan dan perencanaan strategis sangat penting untuk meningkatkan kinerja social enterprise.

Persepsi Konsumen terhadap Produk Ramah Lingkungan

Konsumen juga memiliki persepsi yang beragam terhadap produk ramah lingkungan. Beberapa menganggap produk tersebut lebih mahal atau kurang efektif dibandingkan produk konvensional. Namun, studi menunjukkan bahwa inovasi sosial dapat mengurangi persepsi risiko terhadap produk ramah lingkungan, meningkatkan keterlibatan konsumen.

Peran Inovasi dalam Mengatasi Stigma

Inovasi memainkan peran penting dalam mengatasi stigma negatif. Social enterprise yang mengadopsi teknologi baru atau model bisnis inovatif dapat menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing di pasar. Misalnya, penggunaan desain produk berkelanjutan dan prinsip ekonomi sirkular dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing.

Pentingnya Kolaborasi dan Jaringan

Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dapat membantu social enterprise mengatasi stigma dan memperluas dampaknya. Jaringan seperti RREUSE di Eropa mendukung social enterprise dalam bidang daur ulang dan perbaikan, mempromosikan ekonomi sirkular yang inklusif.

Meningkatkan Kesadaran dan Edukasi

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat social enterprise ramah lingkungan dapat membantu mengurangi stigma. Edukasi tentang keberlanjutan dan dampak positif social enterprise dapat mengubah persepsi negatif menjadi dukungan aktif. Program-program yang melibatkan komunitas lokal dalam praktik berkelanjutan juga dapat memperkuat hubungan dan kepercayaan.

Komentar (0)

Silakan login untuk memberikan komentar.

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!