Published
26 May 2025

Bikin Taman Gak Cuma Cantik, Ini Rahasia Lansekap Rumah yang Bikin Alam Ikut Hidup

Haekal

Author

Thumbnail

Lansekap rumah berkelanjutan menghemat air, mendukung keanekaragaman hayati, dan menciptakan habitat alami bagi satwa liar.

Mengenal Pentingnya Konservasi Air dan Keanekaragaman Hayati di Lansekap Rumah

Mengoptimalkan lansekap rumah bukan cuma soal mempercantik halaman, tapi juga bisa jadi langkah nyata menjaga lingkungan. Air semakin langka di banyak daerah, dan keanekaragaman hayati, dari kupu-kupu kecil sampai pohon besar, butuh ruang untuk tetap hidup. Dengan sedikit penyesuaian di rumah, kita bisa membantu dua hal besar ini sekaligus.

Memilih Tanaman Lokal yang Tahan Kekeringan

Salah satu cara paling efektif menghemat air adalah memilih tanaman lokal atau tanaman yang sudah terbiasa dengan iklim setempat. Mereka biasanya tahan terhadap musim kering dan tak butuh banyak penyiraman. Tanaman seperti lidah mertua, kemuning, atau berbagai jenis kaktus lokal bisa jadi pilihan.

Tanaman asli juga cenderung lebih tahan terhadap hama lokal, jadi penggunaan pestisida bisa ditekan. Ini tentu berdampak baik juga buat serangga-serangga penting seperti lebah dan kupu-kupu.

Membuat Kebun Hujan (Rain Garden)

Kebun hujan adalah area cekungan kecil di halaman yang sengaja dibuat untuk menampung limpasan air hujan. Fungsinya membantu air meresap ke tanah daripada langsung mengalir ke got. Selain mengurangi banjir kecil di sekitar rumah, kebun hujan ini juga membantu menyaring polutan sebelum air masuk ke sungai atau danau.

Tanaman yang cocok untuk kebun hujan biasanya tahan terhadap kondisi basah dan kering. Contohnya, canna lily, rerumputan lokal, atau tanaman semak berbunga.

Menyusun Area Hijau dengan Lapisan yang Beragam

Dalam lansekap, coba bayangkan menciptakan lapisan seperti di hutan: ada pohon tinggi, semak-semak sedang, dan tumbuhan bawah yang pendek. Teknik ini bukan hanya mempercantik halaman, tapi juga menciptakan banyak habitat bagi berbagai jenis hewan. Burung, kupu-kupu, bahkan kadang-kadang landak kecil bisa mampir ke halaman kita.

Mengurangi Area Rumput Konvensional

Rumput memang nyaman dilihat, tapi sebenarnya termasuk tanaman yang boros air. Daripada seluruh halaman ditutup rumput, lebih baik kurangi areanya dan ganti sebagian dengan taman berbatu, tanaman penutup tanah, atau kebun berbunga.

Jika tetap ingin punya area rumput, pilih varietas yang lebih tahan kekeringan, misalnya rumput Bermuda atau Zoysia yang lebih kuat menghadapi musim panas.

Menggunakan Mulsa untuk Menjaga Kelembapan Tanah

Lapisan mulsa di sekitar tanaman punya banyak manfaat. Selain mempercantik tampilan taman, mulsa bisa menahan kelembapan di tanah, mengurangi penguapan air, dan mencegah pertumbuhan gulma.

Gunakan mulsa organik seperti serpihan kayu, daun kering, atau jerami. Selain ramah lingkungan, seiring waktu mulsa ini juga akan memperkaya tanah dengan unsur hara alami.

Membuat Kolam Kecil untuk Menarik Satwa Liar

Kolam kecil di halaman rumah bisa menjadi oasis bagi burung, katak, dan serangga seperti capung. Air adalah daya tarik utama untuk berbagai spesies, apalagi saat musim kering.

Kolam tak perlu besar atau mewah; cukup tempatkan batu di tepinya untuk tempat bertengger burung atau serangga. Jangan lupa hindari penggunaan bahan kimia supaya air tetap aman untuk makhluk hidup.

Menyediakan Tempat Perlindungan

Habitat tidak hanya soal makanan dan air, tetapi juga soal tempat berlindung. Tumpukan kayu mati, bebatuan, atau bahkan rumah burung buatan bisa menjadi tempat tinggal untuk banyak jenis fauna kecil.

Selain itu, membiarkan sebagian area "liar" tanpa banyak gangguan, seperti membiarkan rumput tinggi di sudut halaman, bisa memberi ruang aman untuk satwa liar berkembang biak.

Mengatur Sistem Irigasi yang Hemat Air

Sistem irigasi tetes (drip irrigation) jauh lebih efisien daripada penyiraman biasa dengan selang atau sprinkler. Air mengalir langsung ke akar tanaman, mengurangi pemborosan karena penguapan atau limpasan.

Selain itu, penyiraman sebaiknya dilakukan pagi-pagi atau sore hari ketika suhu lebih rendah, agar air tidak cepat menguap.

Memilih Material Lansekap yang Ramah Air

Saat membuat jalur setapak atau area duduk, gunakan material yang bisa menyerap air seperti batu koral, paving berpori, atau kayu. Hindari permukaan keras seperti semen polos yang membuat air hujan langsung mengalir tanpa sempat meresap ke tanah. Ini tidak hanya membantu mengisi ulang air tanah, tapi juga mengurangi risiko banjir di sekitar rumah.

Komentar (0)

Silakan login untuk memberikan komentar.

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!